Senin, 29 April 2013

"Sang Kanguru"

Wah lama banget aku ga pernah update nih blog. Maafkan ketidak konsistenan diriku dalam hal ini. Aku lagi banyak banget ngalamin cobaan, salah satu cobaan yang berhasil menunda kelangengan hidupku adalah cerita ini (gausah dibaca.!). Cerita sang kanguru.

Arggggghhh... Cuman itu satu - satunya kata yang dapat terucap dalam hati saat ini.
Aku berteriak dalam hati bukan berarti lagi nahan boker. Akan tetapi, sakit yang kurasakan saat ini melebihi sakit yang sebelum - sebelumnya. Dengan hanya mengandalkan satu kaki untuk bergerak kesana kemari. Aku merasa bagai Kanguru gagal yang sedang berjalan diatas lapangan hijau.

Klak.. bunyi tulang yang terlipat (bagaimana aku tau tulangku telipat? Ah masa bodoh yang penting sakit) saat terjatuh di lapangan futsal tadi masing terngiang - ngiang di kepalaku. Pengalaman menjadi kanguru ini terus berlangsung sepanjang hari. Dimana aku harus konsisten dengan segala tugas yang diberikan kepadaku dan usahaku untuk mendapatkan beasiswa dikampus. Pada hari ini aku adalah sang Kanguru.

Kalo diibaratkan dengan perumpamaan. sakit yang kurasakan itu bagai "sudah jatuh ketimpa badan" (YAEMANG!) Kalo saja aku ga berusaha untuk menggapai bola yang lagi melayang di udara tadi, mungkin sakit ini takkan kurasakan. Dan aku ga perlu membuang - buang waktuku diruang UGD (Unit Galau Disaster) sekarang.
Perjalanan untuk nyampe ke UGD sendiri ga gampang. Banyak emosi yang hampir terkuras karena sakit ini. Mulai dari travel yang sesuai dengan namaku KANGAROO yang berlagak sok ga mau duid. Cuman maw kasih tau aja sih. Kalo kanguru seperti aku ga bakalan nolak kalo dikasi duid. Finally, Kanguru pun akhirnya menaiki Kangaroo (travel).

Perjalanan dari kota tempat belajarku menuju kota kelahiran ku itu sekiranya memakan waktu +3jam. Tiba didepan sebuah taman rimbun pada malam hari ini sejenak membuatku sesak napas dan melupakan sejenak kesakitan yang kualami.
Home Sweet Home... 

Kalaupun bisa diibaratkan dengan taman eden. Mungkin aku bisa bilang bahwa taman dirumahku ini lebih indah! Mengapa begitu? Yah jelaslah, wong aku belum pernah liat taman eden kok bahaha... Dan akhirnya sang kanguru berlalu menuju ke tempat persembunyiannya(dibaca kamar).

Keesokan harinya papi yang biasanya bersitegang dengan aku, menunjukkan kasih sayang seorang ayah yang sesungguhnya. Ketika dia menyadari sang anak berjalan dengan meloncat - loncat. Maka timbullah inisiatifnya untuk membawaku ke penangkaran terdekat. Bukannnn! bukan penangkaran. Tapi tukang urut tradisional.

Tukang urut atau aku lebih suka menyebutnya tukang pijet, Itu kalau di film - film cina selalu diibaratkan dengan perempuan berbadan besar. Di kehidupan gue, tukang pijetnya ga lebih besar daripada setengah dada gue. Nyoh~

Akibat dari si tukang pijet yang kekecilan daripada aku sang kanguru. Si tukang pijet berpura - pura bertengkar dengan suaminya yang kena stroke. Entah si tukang pijet yang mikir kita (Aku & Papi) goblok atau dia yang lebih ndablek mengira kita ga mengerti dengan aktingnya. 

Akhirnya demi kelangsungan hidup kakiku. Mami berinisiatif untuk membawaku ke penangkaran terdekat selanjutnya. Rumah Sakit A. Wahab Syahranie.

Rumah sakit biasanya merupakan tempat berobat. Dan juga sometimes suka dan duka sering terjadi di sebuah rumah sakit. Suka karena kelahiran / kesembuhan seseorang, maupun duka karena kehilangan seseorang. Akan tetapi rumah sakit juga bisa beralih fungsi menjadi arena gowes sepeda!. Gowes sepeda? 

Mungkin beberapa orang tidak percaya. Tapi coba buktiin sendiri deh di sebuah rumah sakit yang besar, pasti memiliki lorong yang luas. Dan jarak antar ruangan terkadang membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Oleh karena itu para dokter maupun pegawai menjadikan lorong rumah sakit sebagai arena balap liar sepeda. Andai ada tukang ojek yang mangkal di lorong rumah sakit, mungkin dia bakal naik haji 2x. *beralihjob*

Berhubung jalanku masih loncat - loncat, niat untuk jadi tukang ojek musiman pun aku tunda sampai aku sudah reinkarnasi. Didalam ruang UGD, itu ga se horor yang kukira. Ga ada suara scream orang kesakitan. Yang ada hanyalah sepasang bapak - bapak lagi saling berpegangan tangan. Aku bagaikan obat nyamuk yang lagi mengusik nyamuk - nyamuk jahanam berkelamin sama yang sedang bermesraan. Selang beberapa lama beberapa perawat datang memasuki ruangan. Dengan sigap dia menutup tirai dalam ruangan yang hanya berukuran sekitar 6x8 menjadi 2 bagian. Dalam benakku, "mampuslah gue, bakalan operasi disini tuh bapak" 

Sekali lagi apa yang aku pikirin ga sedramatis yang gue kira. Rupanya si bapak yang tampaknya terkena sakit usus buntu(justmyopinion) cuman melakukan check - up harian. Tapi yang bikin aku jadi ga nyantai itu ketika si bapak membuka celananya terus duduk baring. Kenapa juga aku bisa tau dengan hal ini? padahal kan tertutup dengan tirai tempat dia melakukan check - up? NOPE! Dari tirai tersebut masih terdapat celah lumayan besar yang bahkan anak kecil 3 tahun masih bisa keluar masuk. Dan sungguh, sumpah demi semua dewa yang ada di langit dan bumi beserta di surga. aku khilaf!

Setelah si bapak selesai dengan check  - up hariannya. Tibalah  saatnya giliranku untuk diperiksa. Aku digiring menggunakan tempat tidur berjalan menuju ruang x - ray. Diruangan inilah dimana pergelangan kakiku bakal di rontgen. Sambil berjalan menuju keruangan si perawat mencairkan suasana dengan mengajakku mengobrol. Kata dia "entar, keluar dari rumah sakit langsung minum susu yah.".  Aku yang masih ga mengerti dari maksud perkataanya bertanya balik mengapa. "Iya, itu sinar x - ray mengandung radiasi makanya kudu minum susu banyak". Setelah mendengar perkataan perawat, pikiranku melayang jauh melalang buana. Aku membayangkan diriku yang terkena sinar radiasi kemudian perlahan - lahan seluruh badanku berwarna biru dan otot - otot bisepku mengembang. Akulah BULK!.

Bayanganku menjadi superhero ga berlangsung lama. Tibalah aku di sebuah ruangan yang bising dengan suara mesin..  cekit cekiittttt..  "Ya disinilah superhero BULK akan lahir" gumamku. Aku dibiarkan berdiam diri selama kurang lebih 10 menit disini sendirian. Dan karena tidak ada peringatan dilarang memencet tombol sembarangan. Tangan jahilku ini memencet tombol merah yang tepat berada disamping kepalaku. CEKIIIIIIIIIIIIIT... Bunyi mesin yang tadinya biasa saja langsung jadi keras. Ya lampu ruangan langsung redup. "Tuhan kalau hidupku berakhir disini karena ulahku sendiri, maka jangan terjadilah".  Rupanya perawat mendengar doaku. Dia memencet tombol kembali kemudian semua kembali normal. Aku pun cuman bisa senyum kecut kepada si perawat. *maafkan aku yah*

Setelah gue selesai(diusir) dari ruangan x - ray. Gue keruangan tunggu. Dan disinilah surga dari ruangan UGD. Tempat dimana mahasiswi - mahasiswi yang lagi kerja praktek di rumah sakit berkumpul. Skala 1 - 10, rata - rata mahasiswi yang dirumah sakit ini aku beri nilai 7 deh. Kakiku digrepek - grepek oleh calon  - calon dokter masa depan. Ah sungguh indah rasanya.

Ga beberapa lama kemudian, aku sudah berada di kandang(kamar)ku sendiri. Semua cerita dirumah sakit yang kualami ga ingin aku rasakan untuk kedua kalinya. Kata dokter otot kakiku bengkak dan beliau mengisyaratkan buat aku supaya banyak - banyak istirahat. Kakiku sempat diperban untuk 5 hari. Selama 5 hari itu pula aku adalah sang kanguru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar