Jumat, 17 Agustus 2012

Awal Cerita si Cumi


            Benda itu mengalir deras kearah satu tujuan, diolah sedemikian indahnya untuk mendapatkan satu tujuan. Dan… #Bunyi Speaker
            GOAAALLL!”
            Terdengarlah bunyi teriakan para karbitan dibelakang gue. Semua karbitan pada serempak nari tor – tor diatas panggung untuk mengungkapkan ekspresi bahagianya pada gol Didier Drogba. Gol yang dibuat pada menit – menit akhir pertandingan mengubah jalan cerita bahagia bagi Bayern Munchen. Bagi Bayern Munchen kegagalan mendapatkan trofi di depan penonton sendiri itu menyakitkan. Lebih baik sakit gigi daripada kalah #entahkenapa.
            Gol Didier Drogba juga berefek sangat – sangat dalam bagi para petaruh. Efeknya antara lain. Gantung diri karena kalah taruhan, Malu satu malam karena kalah taruhan, bahkan Ganti jenis kelamin karena kalah taruhan.
            Karena gue termasuk dalam salah satu petaruh yang beruntung tersebut. Gue pun menerima efek – efek negative tersebut dengan lapang dada. Tapi gue ga sebodoh itu untuk bunuh diri maupun ganti kelamin cuma karena taruhan sepakbola. Gue lebih milih nahan malu dicerca para karbitan daripada harus mengakhiri hidup bahagia (dibaca suram).
            Entah mengapa, mungkin karena kutukan dari ibunya malin kundang. Setiap pertandingan yang gue tonton, bahkan yang ga gue tonton sekalipun. Selalu berakhir dengan kekalahan bagi negara/club yang gue dukung, Ya KALAH !. Akibat gue selalu sial dengan pertandingan sepakbola, gue dapat julukan baru dari teman – teman gue. Cumi. Begitulah panggilan gue dari teman – teman.
            Gue juga engga ngerti kenapa gue dapat julukan begitu, mungkin karena mulut gue yang doyan monyong sambil ngeluarin percikan liur tiap kali ngomong. Akibat dari julukan gue, sempet timbul di pikiran gue kalau gue cumi beneran. Gue bakal nebak tim mana yang bakal sial dengan  congor gue. Mungkin gue bisa tenar di yutub ngalahin tenarnya briptu Norman dengan julukan “Prediksi Cumi”. Note: sila follow @PrediksiCumi
            Sungguh ironi, gue anak yang lahir sehat walafiat dengan nama Andersson Watulingas, berubah menjadi “Cumi” akibat dari kesialan gue. Andersson Watulingas sang Cumi. Sungguh sial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar