Benda
itu mengalir deras kearah satu tujuan, diolah sedemikian indahnya untuk
mendapatkan satu tujuan. Dan… #Bunyi Speaker
“GOAAALLL!”
Terdengarlah
bunyi teriakan para karbitan dibelakang gue. Semua karbitan pada serempak nari
tor – tor diatas panggung untuk mengungkapkan ekspresi bahagianya pada gol
Didier Drogba. Gol yang dibuat pada menit – menit akhir pertandingan mengubah
jalan cerita bahagia bagi Bayern Munchen. Bagi Bayern Munchen kegagalan
mendapatkan trofi di depan penonton sendiri itu menyakitkan. Lebih baik sakit
gigi daripada kalah #entahkenapa.
Gol
Didier Drogba juga berefek sangat – sangat dalam bagi para petaruh. Efeknya antara
lain. Gantung diri karena kalah taruhan, Malu satu malam karena kalah taruhan,
bahkan Ganti jenis kelamin karena kalah taruhan.
Karena
gue termasuk dalam salah satu petaruh yang beruntung tersebut. Gue pun menerima
efek – efek negative tersebut dengan lapang dada. Tapi gue ga sebodoh itu untuk
bunuh diri maupun ganti kelamin cuma karena taruhan sepakbola. Gue lebih milih
nahan malu dicerca para karbitan daripada harus mengakhiri hidup bahagia (dibaca suram).
Entah
mengapa, mungkin karena kutukan dari ibunya malin kundang. Setiap pertandingan
yang gue tonton, bahkan yang ga gue tonton sekalipun. Selalu berakhir dengan
kekalahan bagi negara/club yang gue dukung, Ya KALAH !. Akibat gue selalu sial
dengan pertandingan sepakbola, gue dapat julukan baru dari teman – teman gue.
Cumi. Begitulah panggilan gue dari teman – teman.
Gue
juga engga ngerti kenapa gue dapat julukan begitu, mungkin karena mulut gue
yang doyan monyong sambil ngeluarin percikan liur tiap kali ngomong. Akibat
dari julukan gue, sempet timbul di pikiran gue kalau gue cumi beneran. Gue
bakal nebak tim mana yang bakal sial
dengan congor gue. Mungkin gue bisa
tenar di yutub ngalahin tenarnya briptu Norman dengan julukan “Prediksi Cumi”. Note: sila follow @PrediksiCumi
Sungguh
ironi, gue anak yang lahir sehat walafiat dengan nama Andersson Watulingas, berubah menjadi “Cumi” akibat dari kesialan gue. Andersson Watulingas sang Cumi.
Sungguh sial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar