Sabtu, 09 Maret 2013

Book Cumi 2

Rintik - rintik hujan menemani perasaan hancurnya perjalanan pulang menuju kerumah. Sambil sesekali menerawang apa yang telah terjadi. Terus memacu adrenalin ini merupakan cara agar bisa melupakan kejadian barusan. Kenyataannya? Setelah melewati pagar, perjalanan menuju kamar tidur pun masih saja ditemani oleh langkah gontai yang pasti. United Kalah~ 


"Kriinnggggg .... Kriiiiinggggg.. Kletaaaak..."
Suara pelan yang lama kelamaan semakin melunjak ini berhasil sukses membangunkannya. 

"Sempurna, 15 menit yang lalu masih melek. Sekarang sudah sadar' Ucapnya.

Tanpa membuang waktu lama. Lalu bergegas untuk segera "mandi bebek". Sebenarnya aneh, mengapa istilah mandi terburu - buru itu sering dikatakan banyak orang dengan istilah "mandi bebek". Padahal, cumi mandi sendiri, yang nyabunin dan nyampoin cumi sendiri, bahkan kadang kala untuk memuaskan diri cumi sendiri dikamar mandi, cumi yang ngelakuin itu semua sendiri. Tanpa perlu bantuan si bebek.

Dengan demikian dimulailah hari panjang penuh penderitaan bagi sang cumi.


Cumi dilahirkan untuk mendukung tim yang emang ditakdirkan sial bagi tim yang didukungnya. Subuh tadi, Rangkaian awal dari runtuhnya kekaisaran cumi mungkin akan segera dimulai. Ketika tim kebanggaan cumi ini dipermalukan papan skor. Bukan! bukan maksudnya pemain tim kebanggaan cumi ini dipentung kepalanya pake papan skor. Melainkan dipermalukan dengan skor akhir yang ada di papan skor. Dan seperti biasa, dimana cumi mengalami kesialan disana ada karbitan(fansclub cumi) yang siap mencaci cumi. 

Berbagai macam reaksi dan hujatan biasanya selalu menghampiri cumi selama musim kekalahannya klub kebanggaan cumi. Akan tetapi bagaikan pisau yang memiliki 2 mata sisi. Karbit selalu menyerang lawannya dengan sisi yang tumpul dan sisi yang tajam hanya bisa mengenai diri sendiri. Seolah lupa dengan keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri, karbit berkata seenak gigi embahnya kepada cumi. 

Reaksi cumi? biasanya sih cumi ga ambil pusing dengan segala perkara yang dipermasalahkan karbit. But, kali ini cumi ga diam. Cumi bereaksi dengan semua hinaan dan perkataan yang dilontarkan karbit. Akibatnya? Bagai obor yang dibakar menggunakan kerosene. Uap kemarahan akan cepat mengalir bagi kedua belah pihak.

Layaknya perang dingin negara Amerika dan Rusia. Keadaan cumi dengan karbitan semakin memanas. Akan tetapi seiring dengan berakhirnya hari kemelut United ini. Cumi menyadari sesuatu, Segala hal yang cumi lakukan itu salah. Segala hal! Termasuk meladeni sikap karbitan yang seenak gigi embahnya, bahkan pelecehan agama yang dilakukan karbit. Emosi yang dialami cumi itu karena, cumi menerima semua itu tanpa berpikir panjang. 

Fans sejati itu berani menghina berani juga meminta maaf. Oleh karena itu, diujung hari kelemelut ini. Cumi mengucapkan mohon maaf apabila cumi berbuat salah, dan selamat kepada Real Madrid atas skor 1 - 2 #GGMU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar